Hanya Untuk Dinda

Pada suatu sore nan damai aku duduk di pinggiran pantai, melihat riak-riak kecil ombak yang menari dan beryanyi dengan begitu riangnya…
Aku sangat menyukai tempat-tempat yang indah dan sunyi, bagiku semua itu bisa menenangkan jiwaku yang slalu sunyi, ditemani oleh suara-suara ombak dan risik angin yang berhembus memberiku ketenangan sekaligus kebahagian yang tak bisa aku dapatkan dari tempat-tempat lain seperti Plaza dan mal-mal

Diasaat aku sedang asik menikmati indahnya hamparan biru yang terbentang luas di depanku aku tersentak oleh sesosok wajah yang aku kenal, wajah yang dulu sangat aku rindui, dan paling aku kagumi setiap hari. Tapi kini aku benci, aku takut akan wajah yang telah ngelukai aku, dan ngancurin hidup aku hingga aku berfikir kematian lebih baik…

Aku tersentak dari lamunanku saat ia memanggil namaku, aku memandangnya seolah tak percaya dengan apa yang aku liat sekarang,, ia begitu cantik masi sama seperti dulu disaat terakhir ia meninggalkanku dengan sejuta keegoisannya, tapi ada satu yang berbeda di wajahnya sorot matanya tidak seperti dulu mata yang selalu gembira dan berbinar, sekarang tatapnya kosong dan mengisyaratkan kesedihan, seandainya ia masih milikku ingin rasanya aku memeluknya dan membiarkan ia menangis di pelukanku…

Aku membisu seolah tsunami tlah meluluh lantakkan duniaku, tapi yang paling membuatku terkejut disaat aku melihat kedua matanya yang berkaca-kaca dan mulai menitikkan air mata di kedua pipinya… aku seolah tak percaya bidadariku sekarang begitu rapuh…
Kemana dinda yang dulu begitu kuat dan tegar bahkan mampu meluluh lantakkan hatiku…
Aku menarik nafas teratur dan mulai mendekatinya,, aku merasa iba melihatnya karena bagaimanapun ia adalah orang yang paling aku sayangi bahkan sampai sekarang walaw ia tlah begitu melukai hati ini..
“Nda kamu gak kenapa-kenapa… “aku bartanya” (tapi dia masi terus menangis tersedu-sedu)

Akupun hanya diam menunggunya melepaskan semua kesedihanya…
Tangisnya akhirnya mulai mereda dan aku mencoba tuk menanyakan apa yang sebenarnya terjadi, dengan suara yang sedikit terisak-isak iapun menanyakan kemana saja aku selama ini udah satu tahun ini ia terus menungguku disini tapi aku tak pernah hadir, memang udah satu tahun ini aku tidak pernah kemana-mana aku terus mengurung diri dan mencoba untuk mengobati rasa sakit ini sendiri tanpa tempat mengadu bahkan semua orang menjauhiku disaat aku butuh bantuan.

Aku tidak mau berkomentar apa-apa karena bagiku semuanya telah berlalu aku tak mau menyalahkan keadaan atas apa yang aku alami. Aku sadar setiap orang mempunyai jalan kebenarannya masing-masing dan berhak mendapatkan yang terbaik, terindah di dalam hidupnya..

Walau menurutku aku tidak bersalah dalam hal ini bahkan aku orang yang paling terluka dan kehilangan disaat dia meninggalkan aku untuk memilih orang lain tapi aku mencoba meminta maaf karena aku akan melakukan apapun untuk orang yang aku sayangi, aku tak ingin ada penyesalan di dalam hidupnya karena tlah mendustai aku, tapi entah kenapa disaat aku memohon maaf padanya ia malah kembali menangis dan mulai merangkulku, ia meminta maaf dan terus menagis dalam pelukku seakan tak ingin melepasnya lagi… bahkan aku sampai bingung tidak tau apa yang harus aku lakukan.

Mentari telah mulai membenamkan dirinya di ufuk barat, tidak banyak yang kami bicarakan seharian ini yang kami lakukan hanya diam, terdiam, dan membisu hanya sepatah-patah kata yang terucap dengan tetesan air mata yang sarat akan rasa duka..

-- //--

Aku tersentak dari tidurku ketika aku mendengar dering lagu Plug in baby nya Muse.. yang tertera di layar ponsel adalah privat number.. aku memperhatikan jam sudah menunjukkan pukul 23.00.
Siapa sih malam-malam gini ganggu orang tidur, aku membatin..
Lalu dalam keadaan masi setengah sadar aku mengangkat ponselku,,
Udah ngeganggu orang tidur eh malah tu orang diam seribu bahasa.. dongkol aku dibuatnya, pengen rasanya aku maki-maki tu orang tapi aku coba sabar mana tau aja jaringan lagi jelek dia udah ngomong tapi aku ga kedengaran. Kira-kira dua menitan gitu telponnya pun terputus.
Ya udah aku tidur aja lagi, eh tapi selang beberapa detik dia call lagi.
Haloo..
Terdengar suara cewek dari seberang sana.. suara yang udah ga asing lagi di telingaku.
Ini dengan Mesa??, katanya lagi..
Iya, aku menyahut.
Ini dinda bg, dengan suara agak tertahan.
Aku tersentak ketika menendengar nama dinda di sebut.. seolah bagai di sambar geledek.. (serem banget ya di sambar geledek, kecebur di kali aja deh kog gitu, tapi kayaknya jangan juga soalnya aku gak bisa berenang). wehehe..
Dengan seribu tanda tanya aku mulai bertanya-tanya di dalam hati ada perlu apa ya dia nelpon malam malam gini..
Oa, bang apa kabarnya??
Sehat, aku menyahut walaw tau itu hanya basa-basi.
Dek sendiri gimana??
Agak kurang enakan badan bang, sahutnya dengan suara yang memang terdengar sedikit agak lemas.
Kog bisa? Udah makan dan minum obat belum?? Aku kembali bertanya seolah kami masi pacaran.. dan aku selalu kawatir kalau terjadi sesuatu kepada orang yang aku sayang.
Dia tersenyum kecil mendengar pertanyaan aku yang ga putus putus kayak kereta api, bisa aku bayangin gimana manisnya dia ketika tersenyum.. lebih kurang kayak gini : (^_^)
Abang masi kayak dulu ya kwatirnya belum berubah kalo dek lagi sakit , hehee..
Aku juga tersipu mendengar ucapannya..
BTW ada perlu apa ne malam malam gini..
Ia pun diam, apa ada yang salah ya dengan pertanyaanku tadi, aku membatin.
Aku seperti mendengar suara isak tangis dari seberang sana, memang gak begitu jelas..
Bang besok ada acara gak? bisa ga kita ketemuan??
Gak ada acara kemana-mana sih.. tapi mau ketemuan buat apa, penting ya.. tanyaku.
Bagi dek sih penting.. ia menyahut.
Yaudah kalo memang penting, dek mau ketemuan dimana and jam berapa? Tanyaku.
Tempat biasa jam 4 sore.. bisa bang..??
Bisa..
Yaudah met bobok z ya bang,, Nite..
Nite 2..

Entah kenapa jam udah nunjukin jam 12 tengah malam tapi aku ga bisa tidur lagi, mungkin karena penasaran atau berdebar karena mau ketemu orang yang special,, yang mana aja yang jelas udah ngebuat aku ga ngantuk lagi..

-- //--


Aku duduk termanggu sambil menatap laut di sore itu entah kenapa ada hal yang begitu tidak nyamannya di hati ini, tapi aku mencoba untuk tetap tenang sambil menunggu dengan perasaan bimbang..

Mentari sudah mulai membenamkan dirinya tapi dia tidak datang juga, ada rasa kecewa yang amat sangat di hati ini, tapi aku gak mau berfikir macam macam atau hal hal yang negative, aku pun bergegas pulang tapi apa yang aku liat.. dia orang yang aku tunggu dan orang yang membuat janji seolah bagai semuanya gak pernah ada dia pergi jalan dengan orang lain,, cowok lain, aku gak tau apa maksud dari semua ini., yang jelas hati ini hancur berkeping keping untuk kesikian kalinya, tapi entah kenapa aku tetap mencintainya walau dengan kepingan yang tersisa..

-- //--

Esoknya aku pergi tuk menemuinya dan menanyakan tentang masalah yang kemarin dan apa yang aku liat..

Dia meminta maaf, katanya sewaktu ia mau pergi menemuiku pacarnya wawan yang dari Bandung datang tanpa memberi kabar terlebih dahulu katanya sih surprise dan dia gak mau ngecewain pacarnya..
Jadi nda tega nyakiti perasaan bg sementara dia enggak.. Tanyaku..
Sakit banget aku ngedengarnya waktu dia ngomong gitu tanpa mikirin perasaan aku sedikitpun, tanpa sadar aku meluapkan semua emosi aku,,
Apa nda tau gimana sakitnya bg waktu nda ninggalin bg karena memilih dia, apa nda pernah peduli gimana persaan bg waktu nda ngedustai bang dulu, apa nda juga tau gimana rasanya disaat apa yang telah bg lakukan untuk nda bahkan enggak pernah lebih berharga dari yang di lakukan orang lain..
Cuma satu alasannya kenapa bang rela ngelakuin semua itu, karena bang sayang sama nda, bang cinta sama nda, bang berharap suatu saat nda bakal berubah.. tapi nyatanya disaat terakhirpun nda masi nyakiti persaan bang.
Tanpa sadar lagi-lagi aku telah menyakiti bidadari kecilku, ia tertunduk sedih di hadapanku tanpa berkata apa-apa lagi, aku pun udah gak sanggup ngeliat dia kayak gitu, aku berfikir untuk ngelupain semuanya saat ini agar ia benar-benar bisa bahagia dengan orang yang di cintainya..
Tapi diasaat aku berpaling dan ingin pergi ia menarik lenganku,
“Tolong kasi nda kesempatan sekali aja untuk ngejelasin semuanya” pintanya.
Dinda sadar selama ini bang udah baik banget sama dinda, perhatian, dan selalu ada saat nda butuh.. tapi nda enggak bisa gitu aja niggalin dia bang, dia lagi sakit, jadi nda enggak mau ngecawain dia tapi nda juga belum siap untuk kehilangan bg lagi.
Nda mau bang tetap sabar nuggu nda..

Aku juga tidak bisa lagi berkata apa-apa karena aku tau aku juga sangat mencintainya..

Hari demi hari aku lewati sebagai pacar keduanya, dan dengan menyandang status backstreat, ia gak ingin ada orang lain yang tau karena ia gak mau ngelukai hati wawan. Disaat wawan enggak ada ia dekat denganku tapi disaat wawan ada aku bagai barang yang tidak dibutuhkan lagi, dan semakin lama aku ngerasa ia semakin jauh dariku ia lebih banyak menghabiskan waktu bersama wawan bahkan disaat aku menelponnya karena kangen ia lebih menjaga perasaan wawan, tak jarang ia sering mengabaikan aku sepaerti membalas sms wawan disaat aku lagi berbicara dengannya, terkadang ia juga sering menutup telponku tiba-tiba karena wawan juga nelpon..
Tapi mau gimana lagi aku juga gak sanggup kehilangan dia lagi.. “aku sayang kamu nda..”

-- //--

Pagi itu aku bangun dengan perasaan yang aneh, seakan seperti kosong dan hampa..
Tapi aku gak perduli, aku tetap mandi karena aku harus kerja pagi ini, dan aku juga ada upacara hari ini, saat ingin berangkat aku melihat ada yang aneh dan gak biasa di meja makan, semua keluarga aku ada disitu, ayah, mama, adik aku yang biasanya bangun jam 12 siang, mereka ngobrol dan tertawa dengan diiringi hangatnya mentari pagi. Aku rindu saat-saat seperti ini, saat-saat dimana kami tertawa dan sarapan bersama, tapi apa boleh buat aku gak bisa berlama-lama karena aku udah telat..
Sebelum berangkat aku mencium tangan ayah dan ibu, aku pun pergi sambil mengucapkan salam dan mengatakan aku sayang mereka semua.. tanpa aku sadari air mataku menetes terharu..

-- //--

Udah seharian ini gak ada kabar atau pun sms yang masuk dari mesa, dinda merasa ada yang hilang dari dirinya. Akhirnya dinda mencoba untuk menelpon mesa tapi nomornya gak aktif, sms juga gak masuk-masuk dari tadi.. dinda mulai cemas dan memberanikan diri untuk menelpon kerumah tapi gak ada yang angkat.
Dinda memutuskan sore ini ia akan kerumah untuk menemui mesa karena ada hal serius yang ingin ia sampaikan.

Sesampainya ia di depan rumah, dinda merasa ada yang gak beres dengan persaannya, tapi ia tetap melangkah masuk..
Di dalam rumah ia melihat semua keluarga mesa berkumpul, tapi sepertinya mereka sedang berduka dan larut dalam kesedihan.. ada apa ya sebenarnya?? Ia bertanya dalam hatinya.

Selang beberapa menit Aris adiknya mesa pun keluar menemui dinda,,
Ada perlu apa kamu kemari?? Tanya aris dengan nada setengah emosi.
Saya mau ketemu mesa, mesa nya ada?? Tanya dinda.
Buat apa lu nyari dia lagi, dia udah enggak ada, kemarin dia kecelakaan..
Dan kamu udah tega nyakitin perasaannya, ada yang harus kita omongin berdua.. Kata aris. Dengan nada geram..
Sesaat ia lemas mengetahui kalo mesa udah enggak ada, air mata menetes membasahi pipinya..
Kamu boleh membohongi semua orang nda, karna ga ada yang tau apa yang selama ini udah terjadi diantara kalian.. Tapi aku tau semuanya.. kata Aris dengan suara emosi.
Kamu baca ne catatan yang mesa tulis di HP nya. pinta Aris sambil menyodorkan HP ke arah dinda.
Dindapun meraih dan membacanya..
Air mata dan kesedihan semakin bergejolak di dalam dirinya..

“Tuhan,
Bila memang rasa sakit bisa membuat dinda mencintai wawan, berikan lah aku penyakit yang lebih parah darinya..
Bila memang fonis umur yang singkat dapat membuat dinda lebih meluangkan waktunya untuk wawan, ambil lah nyawaku lebih cepat darinya..
Aku ingin cintanya hanya untukku..
Karena aku sangat menyayanginya tuhan”

Sambil terduduk lemas ia terus menangis,,
Dalam hati ia terus meratapi keegoisannya..
Padahal aku datang untuk mengatakan bahwa aku sangat mencintaimu, dan aku ingin kita sama-sama menemui keluargaku karena aku akan mengatakan selama ini aku hanya mencintai kamu mes, aku hanya iba melihat wawan..
Dan aku ingin kamu melamar aku di depan orang tua aku, agar mereka percaya bahwa kamu serius mencitai aku, walau tak akan semudah seperti yang aku harapkan tapi aku siap menerima apapun resikonya..
“kalau kita mau kita bisa melewati semuanya bersama”

Tapi semuanya sudah terlambat, waktu takkan pernah bisa diulang lagi.
Walau sekarang kamu telah tiada tapi cinta yang pernah kau tanam akan selalu hidup selamanya di dalam hatiku..
Good by Luup..


"Pelangi untuk Dinda"

Bila aku terlihat indah saat tak kau miliki,
biarkan aku menjadi mimpi.
Bila aku akan kau rindu disaat ku jauh,
biarkan ku pergi.
Bila untuk mendapat rasa sayangmu aku harus tersakiti,
maka sakiti aku sepuas hatimu.
dan Bila aku membosankan disaat telah kau miliki,
pergi dan tinggalkan aku sendiri.

0 komentar:

Posting Komentar